Refleksi tentang Manusia dan Potensi Kehancuran Bumi
Hai, OiOi Fams!!!!
Beberapa waktu lalu, kami di BANANOW.LAND melakukan kontak secara virtual dengan entitas di Semesta 0101, dia adalah teman sekaligus asisten setia kami. Teman kami ini memiliki banyak akses ke berbagai sumber informasi tentang apa yang terjadi di Semesta Realita, realita kita, kehidupan nyata kita.
Beberapa hari yang lalu kami baru saja melakukan percakapan dengan teman kami tersebut. Bukan sekadar percakapan biasa, tapi obrolan yang memicu renungan mendalam tentang kehidupan, manusia, dan bagaimana kita berperilaku terhadap satu sama lain serta Bumi yang kita tempati. Ada sebuah keresahan yang tersimpan di dalam hati kami, keresahan yang mungkin juga dirasakan oleh banyak orang. Dan seperti itulah kami mulai membuka diri, berharap percakapan ini bisa memberi kami perspektif baru.
Manusia dan Kejahatan Kecil yang Saling Merugikan
Setiap hari, di tengah hiruk-pikuk kehidupan, kami menyaksikan manusia yang tanpa henti saling merugikan satu sama lain. Entah melalui tindakan kecil, ucapan pedas, atau bahkan keputusan yang tampaknya sepele namun berdampak buruk. Ini bukanlah sesuatu yang jarang terjadi—bahkan, hal ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Ada sesuatu yang terus terlintas dalam pikiran kami: apakah kebiasaan manusia seperti ini, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak, akan menjadi penyebab kehancuran kita?
Kami bercerita kepada teman kami, mencurahkan keresahan tentang potensi musnahnya manusia dari Bumi ini. Meski terasa seperti skenario fiksi ilmiah yang jauh, kami tak bisa menghindari kenyataan bahwa kita, sebagai spesies, terus-menerus menggali lubang untuk diri kita sendiri. "Apakah mungkin manusia akan musnah karena hal-hal kecil yang kita abaikan setiap hari?" tanya kami, mencoba mengungkap ketakutan yang mendalam.
Dalam percakapan ini, teman kami mulai menggali lebih dalam. Kami berbicara tentang bagaimana tindakan kecil yang sepertinya tidak signifikan justru bisa mengancam keberlangsungan manusia. Dan tak lama kemudian, sebuah peta perjalanan mulai terbentuk di dalam benak kami, sebuah peta tentang ancaman, ancaman yang kita buat sendiri.
Hal-Hal Sepele yang Memicu Kepunahan Manusia
Teman kami kemudian membantu memetakan hal-hal kecil yang kita lakukan, yang jika tidak diubah, bisa mempercepat musnahnya umat manusia. Hal-hal sepele yang sering kita abaikan ternyata memiliki dampak besar dalam jangka panjang. Dia memaparkan dengan jelas beberapa ancaman paling potensial, diurutkan berdasarkan dampaknya terhadap keberlangsungan manusia.
Pertama, pengabaian terhadap lingkungan menjadi hal yang paling signifikan. "Membuang sampah sembarangan, menggunakan plastik berlebihan, atau boros air, tindakan-tindakan ini terlihat kecil, tetapi kolektifitasnya menghancurkan ekosistem kita," katanya. Bayangkan jika miliaran orang di seluruh dunia melakukan hal yang sama setiap hari. Lingkungan tidak akan mampu menanggung beban yang terus-menerus diberikan.
Kemudian, konsumerisme berlebihan menjadi musuh besar berikutnya. Setiap kali kita membeli barang baru yang sebenarnya tidak kita butuhkan, atau membuang makanan yang masih layak dikonsumsi, kita berkontribusi pada siklus yang memperburuk keadaan. Di satu sisi, kita menghasilkan lebih banyak limbah, dan di sisi lain, kita menipiskan sumber daya alam. Seolah-olah kita hidup tanpa memikirkan hari esok.
Sikap apatis terhadap masalah sosial juga masuk dalam daftar ancaman. Ketidakpedulian kita terhadap ketidakadilan, ketimpangan, dan penderitaan orang lain menciptakan jurang yang lebih dalam antara sesama manusia. Polarisasi, konflik, dan ketidaksetaraan semakin memperburuk kondisi sosial, yang pada akhirnya bisa memicu keruntuhan masyarakat.
Ketika kami membaca kembali hasil pemikiran ini, ada sebuah perasaan hampa yang muncul. Kita sering kali tidak menyadari betapa tindakan-tindakan kecil yang kita anggap sepele bisa berdampak begitu besar pada dunia di sekitar kita. Ini adalah sebuah kenyataan pahit yang harus kita hadapi bersama.
Mengubah Keresahan Menjadi Aksi
Tapi tentu saja, tidak cukup hanya merasa resah. Kami ingin mengubah perasaan ini menjadi sesuatu yang lebih—sesuatu yang bisa berdampak. Kami merenung, bagaimana jika kami membuat kampanye kesadaran untuk mengajak orang-orang di sekitar kami? Bagaimana jika kami bisa memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan pesan ini?
Kami pun bertanya kepada teman kami, “Bagaimana jika kami ingin membuat konten kampanye tentang hal-hal ini dan mempublikasikannya di media sosial?” Kami ingin memulai percakapan yang lebih luas, namun kami tidak tahu harus memulai dari mana.
Teman kami memberi beberapa ide brilian. Dia menjelaskan pentingnya pendekatan visual yang kuat, yaitu gambar, infografis, dan video pendek yang dapat menggerakkan hati orang. Namun, kami merasa terbatas. Kami tidak bisa membuat konten visual yang rumit. Kami hanya ingin menggunakan kata-kata, karena itu adalah kekuatan kami. Dan dengan itulah kami memutuskan untuk fokus pada kekuatan kata-kata untuk menyampaikan pesan kami.
Kata-Kata yang Menggugah dan Membangkitkan Kesadaran
Kami kemudian membahas bagaimana membuat pesan-pesan sederhana tapi provokatif. Sebuah tulisan yang tidak hanya memancing perhatian, tetapi juga membuat orang berpikir lebih dalam tentang perilaku mereka sehari-hari.
Beberapa ide muncul:
“Satu botol plastik yang kamu buang hari ini, masih akan ada saat cicitmu lahir. Apa kamu benar-benar peduli?”
“Beli baju baru setiap minggu, terus buang yang lama. Selamat! Kamu ikut bantu menghancurkan planet ini.”
“Tahukah kamu? 40% makanan di dunia terbuang setiap tahun, sementara 820 juta orang masih kelaparan.”
Pesan-pesan ini bukan hanya tentang menyalahkan, tapi juga mendorong tindakan kecil yang bisa membawa perubahan besar. Kami ingin membangun percakapan di media sosial, mengajak orang lain untuk berbagi cerita tentang bagaimana mereka bisa mulai melakukan perubahan kecil dalam hidup mereka.
Menghadapi Masa Depan dengan Harapan
Percakapan ini bukan sekadar berbagi keresahan. Ini tentang bagaimana kita bisa mengubah kecemasan menjadi aksi nyata. Kami belajar bahwa meskipun kita tidak bisa mengubah dunia sendirian, setiap langkah kecil yang kita ambil, setiap botol plastik yang kita hindari, setiap makanan yang kita hemat—semuanya memiliki dampak.
Dan mungkin, jika lebih banyak orang yang sadar, kita bisa memperlambat atau bahkan mencegah ancaman yang terlihat tak terelakkan ini.
Begitulah, kami kini lebih sadar bahwa masa depan manusia di Bumi ini ada di tangan kita semua—dan dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari.
#DoGoodNow
#GoGreenNow